Cara Membuat Pupuk Organik Cair Dengan Cara Yang Sederhana

Pupuk organik cair merupakan salah satu pupuk yang sangat dibutuhkan oleh para petani untuk memupuki tanamanya, namun pupuk organik cair ini juga sangat berbahaya kare mengandung zat-zat yang tinggi kolestrol bagi tanaman oleh karena itu puouk ini biasanya digunakan untuk cadangan saja. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui cara membuat pupuk organik cair!

Pengertian Pupuk Organik Cair

Pupuk organik cair adalah jenis pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik alami yang difermentasi dan larut dalam air. Pupuk ini mengandung nutrisi yang diperlukan tanaman, seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), serta mikroorganisme yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah.

Cara membuat pupuk organik cair  melalui proses pembakaran bahan-bahan organik seperti limbah dapur, dedaunan, jerami, sisa-sisa tanaman, dan bahan-bahan organik lainnya. Bahan-bahan tersebut ditempatkan dalam wadah didinginkan dan dicampur dengan air. Selama proses dikeringkan, mikroorganisme yang ada di dalam bahan organik tersebut akan membantu menguraikan bahan organik menjadi bentuk yang lebih sederhana dan mudah diserap oleh tanaman.

Proses pengiriman pupuk organik cair membutuhkan waktu tertentu, biasanya antara 2 hingga 4 minggu, tergantung pada kondisi lingkungan dan jenis bahan organik yang digunakan. Selama proses perawatan, bahan organik akan mengalami dekomposisi oleh aktivitas mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Proses ini akan menghasilkan cairan yang kaya akan nutrisi dan mikroba yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.

Setelah proses mendidih selesai, pupuk organik cair dapat digunakan dengan cara dicampur dengan udara dalam perbandingan tertentu, kemudian disiramkan pada tanaman. Pupuk organik cair dapat digunakan pada berbagai jenis tanaman, mulai dari tanaman hias, sayuran, buah-buahan, hingga tanaman pertanian.

Bahan Utama Yang Dibutuhkan

Bahan utama yang umum digunakan untuk cara membuat pupuk organik cair meliputi:

  • Limbah dapur sisa-sisa sayuran, kulit buah, daun teh, ampas kopi, dan bahan organik lainnya dari dapur dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan pupuk organik cair. Pastikan bahan-bahan tersebut segar dan bebas dari bahan kimia atau zat berbahaya.
  • Jerami atau serbuk kayu jerami atau serbuk kayu merupakan bahan organik yang kaya akan serat dan karbon. Bahan ini membantu meningkatkan struktur tanah dan meningkatkan kemampuan penyerapan air.
  • Dedak atau bungkil kelapa Dedak atau bungkil kelapa merupakan sisa dari proses penggilingan padi atau kelapa. Bahan ini kaya akan nutrisi dan serat, sehingga dapat menjadi sumber nutrisi yang baik untuk tanaman.
  • Limbah tanaman sisa-sisa tanaman seperti daun kering, ranting kecil, atau sisa tanaman lainnya dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan pupuk organik cair. Pastikan bahan tersebut bebas dari penyakit atau hama.
  • Air, air digunakan untuk melarutkan bahan-bahan organik dan membantu proses pengerasan. Pastikan air yang digunakan adalah air bersih dan bebas dari zat-zat kimia berbahaya.

Cara Mengolah Pupuk Organik Cair

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam mengolah bahan-bahan tersebut menjadi pupuk organik cair:

1. Persiapan wadah didihkan

Siapkan wadah yang dipanaskan yang bersih dan kedap udara, seperti bak plastik atau ember dengan tutup rapat. Pastikan wadah tersebut cukup besar untuk menampung semua bahan organik yang akan digunakan.

2. Persiapan bahan organik

Cincang atau potong bahan organik seperti sisa-sisa sayuran, jerami, dedak, atau bahan organik lainnya menjadi potongan kecil agar mempercepat proses pemanggangan. Pastikan bahan-bahan tersebut segar dan bebas dari penyakit atau hama.

3. Pencampuran bahan organik

Masukkan bahan organik yang telah dipotong ke dalam wadah yang dikeringkan. Campurkan bahan-bahan organik tersebut dengan perbandingan yang tepat, tergantung pada jenis tanaman yang akan diberi pupuk organik cair dan kondisi tanah yang ada. Sebagai panduan umum, perbandingan antara bahan hijau (seperti sisa-sisa sayuran) dan bahan coklat (seperti jerami) sebaiknya seimbang, yaitu sekitar 50:50.

4. Penambahan air

Setelah mencampurkan bahan organik, tambahkan air ke dalam wadah wadah. Pastikan air yang digunakan cukup untuk merendam semua bahan organik dan mencapai kelembaban yang optimal. Air akan membantu proses fermentasi dan melarutkan nutrisi dari bahan organik.

5. Penutup dan penggorengan

Tutup wadah yang dipanaskan dengan rapat untuk mencegah masuknya serangga atau lalat. Tempatkan wadah diletakkan di tempat yang teduh dan hangat, dengan suhu ideal antara 25-35 derajat Celcius. Biarkan bahan organik tersebut mengalami proses fermentasi selama beberapa minggu, dengan memastikan kelembaban tetap terjaga dengan menambahkan air jika diperlukan.

6. Pemisahan dan penyimpanan

Setelah proses selesai, bahan organik akan berubah menjadi cairan kaya nutrisi. Saring cairan tersebut menggunakan kain kasa atau disaring halus untuk memisahkan sisa-sisa bahan organik yang belum terurai. Cairan yang dihasilkan adalah pupuk organik cair yang siap digunakan. Simpan pupuk organik cair dalam wadah yang kedap udara dan simpan di tempat yang sejuk dan gelap.

Tips Menggunakan Pupuk Organik Cair

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda ikuti saat menggunakan pupuk organik cair:

1. Jangan overdosis

Meskipun pupuk organik cair bersifat alami, tidak berarti Anda dapat menggunakan pupuk dalam jumlah yang berlebihan. Overdosis pupuk dapat merusak tanaman dan mengganggu keseimbangan nutrisi dalam tanah. Ikuti petunjuk dosis yang disarankan oleh produsen atau lakukan konsultasi dengan ahli pertanian untuk menentukan dosis yang tepat sesuai dengan jenis tanaman dan kondisi tanah.

2. Larutkan dengan udara

Sebelum digunakan, larutkan pupuk organik cair dengan air sesuai dengan perbandingan yang disarankan. Ini akan memastikan distribusi nutrisi yang merata saat Anda menyiramkan pupuk ke tanaman. Perbandingan campuran biasanya tertera pada kemasan pupuk organik cair atau dapat dikonsultasikan dengan petani yang berpengalaman.

3. Gunakan saat tanaman sedang aktif tumbuh

Pupuk organik cair dapat memberikan nutrisi yang cepat terserap oleh tanaman. Pembeli menggunakan pupuk organik cair saat tanaman sedang aktif tumbuh, seperti saat musim pertumbuhan atau saat tanaman membutuhkan dorongan nutrisi tambahan. Hal ini akan membantu tanaman memanfaatkan nutrisi dengan baik dan memaksimalkan hasilnya.

4. Siram secara merata

Pastikan Anda menyiramkan pupuk organik cair secara merata di sekitar akar tanaman. Jangan konsentrasi hanya pada satu area tertentu, karena hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan tidak merata dan konsentrasi nutrisi yang tidak seimbang pada tanaman.

5.Perhatikan kelembaban tanah

Sebelum pupuk organik cair, pastikan tanah dalam kondisi lembab atau paling tidak tidak terlalu kering. Air membantu dalam penyerapan nutrisi oleh akar tanaman. Jadi, jika tanah terlalu kering, sebaiknya siram tanah terlebih dahulu sebelum memberikan pupuk organik cair.

6. Gunakan secara teratur

Pupuk organik cair memberikan manfaat terbaik bila digunakan secara teratur. Buatlah jadwal pemupukan rutin sesuai dengan kebutuhan tanaman Anda. Pemupukan yang teratur akan membantu tanaman tumbuh lebih sehat, menghasilkan buah yang lebih besar, dan meningkatkan produktivitas tanaman secara keseluruhan.

7. Kombinasikan dengan pupuk organik lainnya

Untuk hasil yang optimal, Anda dapat mengkombinasikan penggunaan pupuk organik cair dengan pupuk organik padat atau bahan organik lainnya seperti kompos. Kombinasi ini akan memberikan nutrisi yang lebih lengkap dan memperbaiki kesuburan tanah secara menyeluruh.

Baca Juga: cara Membuat Pupuk organik

Leave a Comment