Cara Menggunakan Cocopeat Sebagai Media Tanam Yang Benar

Cara Menggunakan Cocopeat Sebagai Media Tanam Yang Benar- Media tumbuh tanaman hortikultura datang dalam berbagai gaya. Salah satu substrat yang umum digunakan adalah Cocopeat. Cocopeat (kelapa: kelapa, gambut: gambut atau kelapa) juga sering disebut sebagai sabut kelapa (coconut fiber) atau sabut kelapa (coconut powder). Umumnya berasal dari limbah industri yang menggunakan kelapa sebagai bahan baku dalam produknya.

Pengolahan serabut kelapa menghasilkan produk primer yaitu (1) serabut panjang (fiber), (2) serabut halus atau pendek (rambut), dan (3) bubuk atau tepung kelapa. Serat dapat diolah menjadi matras, karpet, geotekstil, dll, sedangkan bubuk/tepung kelapa diolah lebih lanjut menjadi kompos, papan partikel furnitur atau tepung kelapa.

Cara Menggunakan Cocopeat Sebagai Media Tanam

cara menggunakan cocopeat sebagai media tanam

Selanjutnya limbah tepung kelapa dari industri dicuci, dipanaskan, disaring kemudian diperiksa secara menyeluruh sebelum diolah menjadi tepung kelapa. Kacang kelapa yang dihasilkan dibagi menjadi beberapa butir dan kepadatan yang berbeda, kemudian masuk ke tahap pengemasan. Kacang kelapa biasanya dikemas dalam kemasan curah atau kemasan padat dan padat berupa balok (briket), papan dan wafer.

Pemanfaatan gambut kelapa sebagai media tanam biasanya dilakukan dengan menambahkan air untuk memecahnya, mengembangkannya dan mengangin-anginkannya. 1 kg gambut kelapa dapat terurai dalam 15 liter air. Struktur gambut kelapa yang dipadatkan mampu menguraikan gambut kelapa dalam waktu 10 tahun penggunaan. Ini sangat berguna karena gambut kelapa membutuhkan waktu lebih lama untuk digunakan.

Manfaat Menggunakan Cocopeat

Cocopeat digunakan secara luas di bidang pertanian dan hortikultura dan sebagai penyerap dalam industri. Cocopeat digunakan sebagai media tanam di bidang pertanian dan hortikultura, termasuk media tanam hidroponik sebagai pengganti tanah. Menambahkan kompos atau pupuk organik lainnya dan nampan adalah alternatif yang baik untuk campuran benih. PH gambut kelapa alami antara 5,8-6, sehingga sedikit asam.

Namun, untuk beberapa tanaman populer, kisaran pH ini merupakan kisaran pH optimal untuk tumbuh dengan baik (persyaratan pH biasanya sekitar 5,5-6,5). Cocopeat secara alami mengandung jamur Trichoderma sp, yang bersimbiosis dengan cocopeat melindungi dari jamur patogen Pythium sp. Di kota ayam steril, Trichoderma sp menghilang. Salah satu cara mensterilkan buah kelapa dari Trichoderma sp adalah dengan menggunakan hidrogen peroksida. Beberapa gambut kelapa tidak sepenuhnya terdegradasi (dari batok kelapa) sehingga masih dapat digunakan tanpa nitrogen.

Kondisi ini menciptakan persaingan antara batok kelapa dan tanaman yang duduk di atasnya ketika kadar nitrogen tidak mencukupi. Ada juga kacang kelapa kualitas rendah yang masih mengandung garam atau tanin, sehingga harus dibersihkan beberapa kali untuk menghilangkan garam dan tanin. Cocopeat tidak cocok sebagai bahan bakar karena menghasilkan banyak asap dan menghasilkan sedikit panas. Kandungan klorin (Cl) minyak sawit masih tinggi, sehingga bila bereaksi dengan air akan membentuk asam klorida (HCl) yang bersifat asam. Mencuci tepung kelapa secara menyeluruh menghilangkan kandungan klorin.

Pemanfaatan Cocopeat Dalam Dunia Hidroponik

Cocopeat bertindak sebagai agen retensi air yang baik. Bahan ini dapat dengan cepat basah kembali saat ditambahkan air, bahkan saat kering. Cocopeat dapat menampung sekitar 1000 kali lebih banyak udara (oksigen) daripada tanah. Kemampuan cocopeat sangat baik dalam metode hidroponik yang menggunakan air sebagai media tanam utama.

Sifat hidrofilik (suka air) dari Cocopeat membuat bahan ini memiliki daya serap 8-9 kali dan mampu menahan kurang lebih 73% air yang diaplikasikan. Lebih baik dari kapasitas medium sphagnum yang hanya mampu menampung 41% air. Cocopeat juga mampu mengikat dan menyimpan oksigen di udara 50% lebih baik dari bumi yang hanya 2-3%. Namun, jangan menyiram terlalu banyak karena jika gambut kelapa terlalu basah, bisa terjadi busuk akar.

Campuran gambut kelapa dan pasir atau tempurung sangat dianjurkan (karena daya rekat keduanya (kulit dan pasir) tidak terlalu tinggi). Selain itu, penyiraman harus bertahap, tetapi terus menerus, menggunakan irigasi tetes atau penyemprotan (hidroponik dengan metode tetes dan metode aeroponik). Dalam hal pemupukan, penggunaan pupuk slow release seperti Dekastar sangat dianjurkan jika ingin menggunakan gambut kelapa sebagai bahan tanam.

Bagi anda yang ingin membuat cocopeat anda bisa menggunakan mesin pres cocopeat yang bisa anda temukan di pabrik terpercaya untuk membantu proses pembuatannya. Semoga bermanfaat.

 

 

 

Leave a Comment