Setelah regulasi wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali disederhanakan oleh Pemerintah Pusat, kondisi kunjungan wisatawan luar negeri pun berangsur-angsur membaik.
Yakni seribuan wisman per hari. Belum lagi April 2022 ini merupakan libur Paskah, supaya wisatawan Australia yang belakangan ini jumlahnya sedikit, kini udah menjadi banyak muncul di Bali.
Hal tersebutpun berdampak positif pada hotel dan restoran di restaurants in ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.
Meskipun berasal dari seribuan wisatawan yang masuk Ubud cuma sekitar 10-15 persennya saja.
Namun, setidaknya perihal ini lagi menghidupkan semangat pemilik hotel dan restauran di Ubud untuk beroperasi.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gianyar, Adit Pande, Minggu 17 April 2022 mengatakan, pihaknya mengapresiasi pemerintah yang udah menjadi mempermudah wisman waktu di Bali.
Di mana waktu ini, wisatawan yang udah membawa hasil PCR negatif covid-19 berasal dari negaranya, tidak lagi mesti PCR di Bandara Bali.
Kondisi ini terhitung mendapat dukungan oleh negara-negara asal wisatawan yang tidak lagi memperlakukan persyaratan berlebihan untuk warganya yang berlibur muncul negeri.
Serta, sejak menjadi banyaknya maskapai yang lagi terhubung rute ke Bali, membuat kuantitas kunjungan terus mengalami peningkatan.
“Kunjungan wisatawan udah banyak ke Bali, dan sejak dua pekan ini kunjungan per harinya umumnya 1.000an orang, dan sejak tiga hari terakhir ini udah naik ke angka 2.000 lebih.”
Ini berkat kemudahan wisatawan waktu masuk Bali. Ditambah lagi di negara mereka terhitung tidak seketat dulu. Dan perihal terpenting, banyak maskapai yang lagi melayani penerbangan ke Bali. Seperti Qatar Airways, Dan nanti di Bulan Mei tersedia Emirate Airlines, Turkis, hinggaTai Airways,” ujar Adit.
Dari seribuan wisman yang masuk Bali tiap-tiap harinya, Adit mengatakan sebagian besar tetap menentukan tinggal di Kabupaten Badung, layaknya Nusa Dua dan Canggu.
Sementara Ubud sendiri, kata dia cuma kebagian sekitar 10-15 persen wisman tersebut. Meskipun demikian, stakeholder pariwisata Ubud senantiasa bersyukur.
Sebab waktu ini kondisi Ubud udah menjadi muncul ke arah positif.
“Dulu Jalan Monkey Forest amat sepi, restoran banyak yang tutup, dan yang membuka pun, pukul 18.00 Wita udah sepi. Tapi sekarang, udah muncul tersedia tamu jalan-jalan waktu malam hari,” ungkapnya.
Sementara untuk tingkat okupansi hotel di Ubud atau Kabupaten Gianyar secara umum, kata dia, umumnya sekitar 30-40 persen.
Keterisian ini, tak terlepas berasal dari liburan Paskah yang banyak ditunaikan oleh wisatawan Australia.
“Yang vital mampir bisa saja dikarenakan liburan Paskah, tamu Australia yang banyak datang. Rata-rata okupansi waktu ini 30-40 persen. Tapi itu rata-ratanya, bisa saja tersedia yang di atas 40 persen juga, tetapi tak banyak,” ujarnya.
Berdasarkan tren okupansi sebelum akan pandemi, kata Adit, April merupakan bulan ‘start’ peningkatan okupansi, dan lonjakan kedatangan terus terjadi tiap-tiap bulan, sampai high season di bulan Juli dan Agustus.
“Kalau tren yang kami memiliki berasal dari zaman dulu, sebelum akan pandemi, April ini adalah start berasal dari peningkatan okupansi. Sebab liburan Paskah. Lalu Mei, Juni itu biasanya kurvanya senantiasa meningkat dan high season-nya di bulan Juli-Agustus,” ujarnya.
Meskipun kondisi waktu ini udah mengarah ke positif. Namun Adit mengungkapkan tetap terdapat bagian PHRI Gianyar yang tetap belum beroperasi.
Diduga mereka tetap tunggu kurva kunjungan Mei nanti.
“Tentu seluruh merespon kondisi saat ini ini bersama dengan positif. Banyak restoran dan hotel yang udah lagi buka. Tapi tetap tersedia yang tidak, bisa saja tetap memandang kondisi sampai Mei ini,” ujarnya.