Proses Penyulingan Minyak Atsiri Yang Benar- Kekayaan Indonesia mendorong berkembangnya gagasan buat menaikkan nilai jual produk tumbuhan , khususnya tumbuhan yg membuat minyak atsiri. Sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri dapat dipasarkan di Indonesia, namun hanya sedikit yang telah digunakan secara komersial sebagai sumber minyak atsiri. Proses pembuatan minyak atsiri dikenal dengan penyulingan, atau penyulingan tumbuhan penghasil minyak.
Proses Penyulingan Minyak Atsiri
1. Penyulingan Dengan Sistem Rebus
Proses penyulingan pada sistem ini melibatkan bahan baku, baik bahan kering, bahan kering maupun bahan basah, ditempatkan dalam suatu penyulingan yang diisi air kemudian dipanaskan. Uap dialirkan melalui pipa yg terhubung ke kondensor. Uap, adonan uap air dan minyak, mengembun sebagai cairan & mengendap pada pada tangki.
Selain itu, minyak cair dan air dipisahkan oleh pemisah minyak untuk menghilangkan minyak saja. Cara ini biasa digunakan untuk menyaring minyak aromaterapi seperti minyak mawar dan melati. Namun, mawar, melati, dan lainnya akan lebih cocok untuk sistem bunga daripada sulingan. Perlu diperhatikan bahwa ketel terbuat dari stainless steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.
2. Penyulingan Dengan Air dan Uap
Penyulingan dengan menggunakan air dan uap biasa dikenal dengan sistem uap. Proses ini sebenarnya mirip dengan sistem perebusan, hanya saja bahan baku dan air tidak bersentuhan langsung karena dibatasi oleh saringan di atas air. Cara ini paling banyak dilakukan di dunia industri, karena membutuhkan air yang cukup banyak untuk mempersingkat waktu proses produksi.
Metode steam ini biasanya dilengkapi dengan sistem Cohob dimana kondensat yang keluar dari separator secara otomatis dikembalikan ke boiler untuk meminimalisir kehilangan air. Tetapi biaya produksi juga dipertimbangkan dalam pengertian komersial. Di sisi lain, sistem uap Cohobation lebih terjangkau karena bebas dari proses hidrolisis komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak air panas.
Selain itu, penguraian minyak dengan panas lebih baik dibandingkan dengan distilasi uap langsung. Proses penyulingan uap ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil karena tekanan uap yang konstan. Jika anda membutuhkan pembakar (burner) dengan berbagai jenis dan kapasitas sesuai dengan kebutuhan anda.
3. Distilasi Uap Langsung
Dalam sistem ini, bahan baku tidak bersentuhan langsung dengan air atau api, hanya uap bertekanan tinggi yang digunakan untuk memurnikan minyak. Prinsip kerja dari metode ini adalah membangkitkan steam bertekanan tinggi di dalam boiler, setelah itu steam melewati sebuah pipa dan masuk ke dalam boiler yang berisi bahan baku. Uap dari boiler dihubungkan ke kondensor. Kondensat yang mengandung campuran minyak dan air dipisahkan oleh separator berdasarkan berat jenis minyak. Penyulingan dengan cara ini sering digunakan untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi untuk mengekstraksi minyak dari sel tumbuhan.
Bahan Baku
Pilih bahan baku dengan hasil minyak yang sangat tinggi. Pengukuran hasil minyak dilakukan di laboratorium atau Anda dapat melakukannya sendiri dengan Alat Distilasi Stahl. Jika Anda belum memiliki alatnya, Anda dapat memesannya di sini. Sebelum dapat disuling, bahan bakunya harus dihancurkan terlebih dahulu untuk melepaskan minyak di ruang antar sel jaringan tanaman.
Tentukan pula perlakuan awal bahan baku tersebut, apakah bahan tersebut basah, layu atau kering. Hal ini sangat penting karena setiap bahan baku memerlukan pengaturan yang berbeda. Misalnya, mode nilam harus kering dan kadar air antara 22-25%. Saat nilam basah masuk ke dalam pot, membutuhkan waktu penyulingan yang lebih lama, sehingga biaya produksi menjadi lebih tinggi.
Alat Penyulingan
1. Condensor (pendingin)
Alat ini digunakan untuk mengembunkan uap yang keluar dari boiler. Prinsip kerja alat ini adalah mengubah fasa uap menjadi fasa cair dengan cara pertukaran panas di dalam tabung pendingin. Pada alat skala laboratorium dapat menggunakan kapasitor langsung (Lieb) sedangkan pada skala industri harus menggunakan kapasitor yang lebih besar.
Kondensor skala produksi terbuat dari stainless steel berbentuk tabung spiral sehingga kontak dengan air pendingin lebih lama dan permukaan perpindahan panas juga lebih lama. Alat ini memisahkan minyak atsiri dari air berdasarkan perbedaan berat jenis. Terdapat dua jenis separator untuk sistem steam Cohobasi, yaitu oli densitas rendah dan oli densitas tinggi.
2. Receiver Tank(tangki penampung)
Digunakan untuk menaruh essential oil dan bisa terbuat dari kaca atau stainless steel. Untuk bahan kaca gunakan botol berwarna gelap untuk melindungi minyak dari sinar matahari langsung agar tidak mempengaruhi kualitas minyak.
Demikian penjelasan tentang proses penyulingan minyak atsiri. Jangan lupa gunakan mesin terbaik untuk penyulingan beli lah di pabrik yang sudah terpercaya.