Pengelolaan sampah organik . Sampah menjadi salah satu masalah untuk lingkungan, pengolahananya yang kurang tepat menyebabkan penumpukkan dan sumber penyakit, dan begitupun saja mengganggu pemandangan disekitar. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia peningkatan timbunan sampah nasional pada 2020 mencapai 67,8 juta ton.Baca juga di Pengelolaan sampah rumah tangga
Sampah organik maupun non-organik dapat terus bertambah jumlahnya seiring pertumbuhan dan faktor konsumsi masyarakat, jika tak seimbangi dengan edukasi pengolahan sampah dapat mengakibatkan penumpukan sampah yang semakin banyak.Dengan sebenarnya sering sampah didefinisikan sekadar derajat keterpakaiannya. Sehingga pada saat masyarakat merasa suatu benda nilai pakainya tidak dapat digunakan akan mengumpulkan pada tumpukan pembuangan.Pengelolaan sampah organik
Perlu diberikan edukasi pada pengelolaan sampah, berbentuk kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan akhirnya berdampak dengan pengurangan dan penanganan sampah.Pengelolaan sampah organik
Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah bisa digolongkan menjadi empat jenis. Pertama, sampah yang cepat mudah membusuk terdiri atas sampah organik yaitu sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain. Kedua, sampah yang tidak mudah untuk membusuk yaitu plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain. Ketiga, sampah yang berupa debuatatau abu. Keempat, sampah yang berbahaya (B3) dikarenakan mempunyai zat-zat kimia atau apapun itu yang bisa mengancam kesehatan.
Pengolahan sampah dapat dimulai dari ruang lingkup rumah tangga, yaitu limbah organik. Limbah pada dasarnya iyalah hasil akhir yang dikeluarkan dari segala aktifitas rumah tangga.Akan tetapi beberpa limbah rumah tangga, bisa diolah kembali menjadi sutu bentuk yang bermanfaat, seperti sampah rumah tangga.
Daur ulang sampah organik merupakan sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup dan dapat terurai alamai oleh kerja bakteri tanpa adanya keterlibatan manusia, akan tetapi pemberian bahan kimia untuk membantu proses penguraian jika dinilai perlu. Pengolahan sampah organik yang kurang tepat juga bisa menimbulkan pencemaran seperti pencemaran udara sebab bau yang dikelurkannya, dengan demikian, sampah organik sangat ramah lingkungan.
Berdasarkan bentuknya dan wujudnya , sampah organik terbagi atas dua jenis, seperti sampah organik basah yang sampah di dalamnya memiliki air. Sampah organik basah contohnya merupakan sisa sayur, kulit pisang, buah yang busuk, kulit bawang. Jenis satu lagi, sampah organik kering, sampah seperti ini dalamnya sedikit mengandung air seperti kayu, ranting pohon, dan daun-daun kering.
Bisa lakukan berbagai cara pengolahan sampah organik kering ataupun basah, seperti:
Pembuatan Kompos Dari Pengelolaan Sampah Organik
Selama pandemi, semua kegiatan dilakuakn dari rumah yang otomatis juga dapat mempengaruhi jumlah produksi sampah setiap harinya. Mungkin sebaiknya dilakukan pengolahan kombinasi anatara sampah kering dan basah. Mengunakan mesin pencacah kompos.Dengan cara menyediakan tempat penampungan sampah seperti ember cat ukuran 20 kilogram yang di sisinya diberi sejumlah lubang yang fungsi mengalirkan udara yang dapat menghentikan kerja bakteri anaerob yang malah membuat ember kompos menimbulkan bau.Setelah itu, masukkan sampah organik di dalam ember dan segenggam tanah, ingat cukup sampah organik saja, dan lakukan bertahap, tunggu hingga dua sampai tiga bulan dan kompos alami dapat langsung dipakai.
Bahan Tambahan Pakan Ternak
Sampah jenis ini sangat membantu dalam tambahan pakan ternak. Penggunaan sisa sampah organik untuk ternak mampu menghemat ongkos pembelian pakan ternak. Jika di kota, lahan yang terbatas akan tidak memungkinkan mempunyai ternak, akan tetapi jangan menyerah, ada beberapa usaha pengolahan sampah yang mampu menerima sampah organik untuk diolah dengan pelayanan daring yang lebih baik