Resep Jenang Grendul

Resep jenang grendul, jenang adalah salah satu kuliner tradisional dari Jawa yang disebut sudah ada sejak masa kejayaan agama Hindu di Nusantara.

Jenang merupakan bagian yang enggak bisa terpisahkan dari rangkaian acara daur hidup masyarakat Jawa hingga hari ini. Biasanya jenang akan disediakan dalam berbagai acara atau upacara tradisional seperti hajatan pernikahan hingga selamatan.

Beberapa sejarawan menyatakan bahwa jenang enggak pernah disajikan dalam acara duka karena jenang dianggap sebagai simbol kehidupan. Makanan ini adalah simbol doa, pengharapan, rasa persatuan dan semangat hidup orang Jawa. Mesin pengupas kelapa.

Jenang terbuat dari tepung beras atau tepung ketan yang dimasak bersama santan dan gula putih, gula merah atau gula Jawa. Tak hanya selalu ada, jenang memiliki banyak nilai filosofis kehidupan yang berkaitan dengan hubungan manusia sebagai hamba Tuhan dengan sang penciptanya.

Resep jenang Kudus adalah makanan sejenis dodol Garut yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Jenang Kudus merupakan oleh-oleh khas dari Kudus. Jenang ini biasanya dijual dalam potongan-potongan kecil, biasanya dibungkus dengan plastik, dan dimasukkan ke dalam kemasan dus atau mika plastik.

Di Kudus, ada ratusan industri rumahan pembuat jenang Kudus. Rasa dari jenang Kudus adalah manis. Proses produksi dan adonan bahan tradisional mudah dikerjakan walau secara manual dan mempekerjakan sumber daya manusia yang relatif banyak.

 

Jenis-Jenis Jenang

1. Jenang Abang

Jenang abang atau jenang merah disebut juga sebagai jenang sengkala. Sekilas tampilan jenang ini akan mengingatkanmu dengan bubur merah putih. Biasanya jenang ini disajikan di acara-acara tahun baru Jawa atau peringatan satu suro.

Jenang ini berarti sebuah rasa syukur pada Tuhan akan datangnya bulan baru yang berarti harapan untuk hidup yang lebih baik penuh selamat dan berkah.

2. Jenang Ireng

Jenang iteng atau jenang hitam adalah jenis jenang yang dibuat dari beras ketan hitam dipadukan dengan kuah santan segar yang gurih dan harum pandan.

Jenis jenang ini sering disajikan dalam berbagai acara ritual keagamaan dan selamatan kehamilan di Jawa. Jenang ini dipercaya bisa membawa keberkahan dan dianggap sebagai asupan yang bergizi untuk ibu hamil.

3. Jenang Grendul

Di beberapa daerah jenis jenang ini dikenal juga dengan jenang candil yang terbuat dari tepung ketan dan gula merah sehingga muncul seperti bulatan berwarna merah kecokelatan. Jenang grendul diyakini sebagai simbol keharmonisan hidup yang penuh dengan banyak perbedaan.

Nilai yang berbeda dalam kehidupan berkaitan dengan adat dan budaya masing-masing orang yang punya nilainya masing-masing.

4. Jenang Procotan

Jenis jenang ini sering disajikan pada acara selamatan ibu hamil pada selamatan tujuh bulanan.

Jenang ini diyakini sebagai harapan dan doa untuk keselamatan dan kelancaran proses melahirkan yang akan dihadapi sang ibu dalam waktu dekat.

Jenang procotan sering disajikan bersama dengan jenang sepasaran yang disuguhkan dalam acara selamatan pemberian nama pada anak bayi yang baru lahir. Itulah tadi uraian tentang asal-usul dan beberapa filosofi jenang berdasarkan jenis-jenisnya.

Jenang memiliki peran penting bagi masyarakat Jawa yaitu sebagai simbol kepercayaan dan permohonan pada Tuhannya.

 

Resep Jenang Grendul

Bahan-Bahan :

  • 200 gram tepung ketan
  • 50 gram tepung beras
  • 200 ml gula jawa, serut
  • 700 ml air
  • 500 ml santan
  • 1/2 sdt garam
  • 1 lembar daun pandan

Langkah Membuat :

1. Campur tepung ketan, tepung beras, dan gula jawa serut, uleni sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit. Lakukan sampai adonan kalis. Sebagai catatan, sisakan sedikit tepungnya untuk campuran jenangnya nanti.

2. Bentuk adonan menjadi bulatan kelereng. Sisihkan.

3. Panaskan air, masukkan gula merah lalu grendul yang sudah dibentuk, masak hingga mengapung. Tambahkan pula sisa tepungnya. Aduk hingga mengental dan lembut. Sisihkan.

4. Kuah santan: Campur semua bahan lalu rebus dengan api sedang sambil diaduk agar santan tidak pecah.

5. Tuang jenang grendul dalam mangkuk saji, kemudian siram dengan kuah santan. Sajikan.

 

Leave a Comment