Bahaya Kebanyakan Makan Daging Sapi Bagi Kesehatan Tubuh Manusia

Bahaya Kebanyakan Makan Daging Sapi Bagi Kesehatan Tubuh Manusia – Hari kurban selalu identik dengan hidangan serba daging. Contohnya adalah sate, gulai, tongseng hingga rendang, dendeng dan masih banyak lagi. Tapi perlu hati-hati juga, makan daging juga ada batasnya. Karena konsumsi daging yang berlebihan justru akan berdampak pada gangguan kesehatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa orang yang makan banyak daging, baik itu daging sapi, kambing hitam, ayam dan daging lainnya memiliki setidaknya 30 persen ancaman terkena kanker.

Daging mengandung protein hewani dan lemak jenuh yang relatif tinggi sehingga Anda perlu berhati-hati saat mengonsumsi daging. Karena berdasarkan angka akseptabilitas gizi dari Kementerian Kesehatan RI, kebutuhan protein untuk orang dewasa berkisar antara 55 hingga 62 gram dalam sehari.

juga apa bahaya yang disebabkan oleh makan daging yang terlalu sering?

Bahaya Kebanyakan Makan Daging Sapi

Berikut berbagai bahaya kebanyakan makan daging sapi dan daging merah lainnya setiap hari dalam jumlah yang banyak.

1. Bau mulut

Efek samping makan banyak daging sapi atau daging lainnya dan tidak diimbangi dengan karbohidrat dapat menyebabkan bau mulut.

Makan daging yang terlalu berlebihan menyebabkan tubuh memiliki protein dan lemak yang berlebihan. Saat kekurangan asupan karbohidrat, tubuh akan memecah lemak sebagai sumber energi.

Pemecahan lemak ini akan menghasilkan komposit keton atau ketosis. Komposit ini dapat membuat napas Anda berbau tidak sedap.

Memang, proses ini memiliki potensi untuk menurunkan berat badan dengan lambat, tetapi terlalu banyak keton dalam tubuh menyebabkan bau mulut.

2. Meningkatkan risiko degenerasi makula

Makan daging merah yang terlalu penting memiliki implikasi untuk meningkatkan ancaman degenerasi makula terkait usia.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology (2009) menetapkan bahwa konsumsi daging merah lebih dari 10 kali per minggu meningkatkan ancaman degenerasi makula dini.

Penelitian ini menjelaskan bahwa input daging merah yang tinggi dapat meningkatkan komposit nitrosamin menjadi racun bagi retina.

Selain itu, masukan daging yang terlalu penting menyebabkan timbunan lemak dan protein di bawah retina.

Kedua efek ini membuat mata rentan terhadap kebutaan akibat degenerasi makula.

3. Berat badan sulit turun

Tetap saja, makan daging sapi atau daging merah lainnya yang terlalu penting justru bisa mempersulit Anda, Jika Anda ingin menurunkan berat badan.

Daging mungkin memiliki jumlah kalori yang lebih sedikit daripada input lainnya.

Sebagai gambaran, 100 gram daging yang sudah dihaluskan lemaknya saja memiliki kalori sebesar 123 kkal. Dengan berat yang sama, 100 gram kentang panggang hanya memiliki 93 kkal kalori.

Tentu saja masukan kalori yang besar jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik akan membuat berat badan Anda bertambah.

Itulah sebabnya makan daging yang terlalu penting membuat Anda sulit menurunkan berat badan.

4. Meningkatkan risiko kanker

Dalam beberapa kasus, pengolahan daging dapat menghasilkan komposit karsinogenik, mirip dengan amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon manis polisiklik (PAH).

HCA terbentuk saat daging dimasak pada suhu tinggi, sedangkan PAH terbentuk saat zat organik dalam daging dibakar.

Mengutip sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Nutrition and Cancer (2013), keduanya diyakini meningkatkan ancaman kanker kolorektal atau kanker usus besar dan dubur.

Perlu Anda ketahui, kedua komposit ini mampu menyebabkan mutasi yang diwariskan. Sel-sel tubuh bisa berubah menjadi jahat dan pendeteksi kanker.

Selain itu, lemak dalam daging merah memicu produk hormon estrogen. Ketidakseimbangan estrogen dapat memicu peradangan dan meningkatkan risiko kanker tulang.

ketidakseimbangan hormon jantan juga terjadi karena diresapi lemak dari daging merah. Jadi, ancaman kanker prostat meningkat.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika makan daging yang terlalu penting dapat meningkatkan ancaman kanker pada tubuh.

5. Memicu sembelit

pada prinsipnya daging merupakan salah satu makanan kaya protein yang dibutuhkan tubuh.

Sayangnya, daging tidak mengandung cukup serat untuk memenuhi kebutuhan serat sehari-hari.

Artinya, jika Anda makan asupan protein hewani yang terlalu penting, Anda cenderung kekurangan kandungan serat sehari-hari.

Padahal, serat merupakan nutrisi penting untuk menyerap air dan memadatkan feses sehingga mudah dikeluarkan.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Neurogastroenterology and Motility (2015) juga menetapkan bahwa mengonsumsi lebih dari 15 gram lemak yang diresapi dari daging sehari dapat meningkatkan ancaman sembelit.

Ini karena lemak yang diresapi mengaktifkan semak-semak alami di usus kecil. Efeknya, pergerakan feses jadi terhambat.

Jadi, jangan heran jika banyak memakan daging kambing hitam atau daging lainnya bisa menyebabkan sembelit (sembelit), bahkan kotoran berdarah.

6. Meningkatkan risiko penyakit jantung

Meski begitu, pernyataan ini tidak salah. Jika Anda sering mendengar bahwa makan daging yang terlalu berlebihan dapat meningkatkan ancaman penyakit kardiovaskular.

Sekali lagi, efek samping dari makan daging yang terlalu berlebihan berasal dari situasi lemak dan kolesterol yang diresapi.
Kedua jenis lemak tersebut dapat membentuk kerakan yang menyumbat pembuluh darah.

Akibatnya, tekanan darah juga meningkat dan aliran darah ke tubuh tidak lancar.
Anda juga akan rentan terhadap stroke, serangan jantung, dan pembengkakkan pada arteri atau aneurisma.

Konsumsi daging merah yang berlebihan juga menyebabkan bakteri atau mikrobiota usus menghasilkan komposit trimetilamina N-oksida (TMAO).

Komposit ini juga dikaitkan dengan ancaman penyumbatan pembuluh darah.

7. Picu keringat berlebih

Makan daging yang terlalu penting sepertinya membuat tubuh lebih lancar mengeluarkan keringat.

Saat Anda makan, tubuh Anda menggunakan energi untuk memecah makanan. Daging terdiri dari protein yang membutuhkan waktu lama untuk dicerna, sehingga membutuhkan energi yang berlebihan.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Nutrition & Metabolism (2004) menjelaskan bahwa tubuh membutuhkan 20-30 energi lebih lanjut untuk memecah protein daripada karbohidrat.

Pembakaran energi hingga pencernaan daging ini akan meningkatkan panas tubuh. Proses ini disebut termogenesis.

Jadi, jangan heran jika tubuh terasa panas dan berkeringat setelah mengonsumsi daging sapi secara terlalu banyak.

Daging bisa menimbulkan penyakit serius dan mematikan.

Satu-satunya cara untuk menghindari penyakit ini adalah makan daging dalam kesederhanaan, yaitu 2 potong atau 70 gram dalam sekali makan.

Leave a Comment